BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makalah ini membahas tentang sejarah
islam di Afrika khususnya bagian Utara. Islam yang merupakan agama pembebas
bagi kalangan tertindas dan hegemoni penguasa yang non islam seperti Persia dan
Romawi, seringkali dianggap agama yang identik dengan darah dan pedang.
Anggapan tersebut sama sekali tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama
pembela bagi kalangan tertindas, tidak terkecuali di wilayah Afrika.
Afrika adalah
tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali.Afrika adalah
negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok dan keindahan yang liar. Di
sana juga terdapat banyak masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan
masalah penyakit.
Realitas wilayah Afrika merupakan
daerah yang berada dibawah kekuasaan kekaisaran yang super power pada masa
itu.Dalam sejarah peradaban dunia, bahwa kaisar-kaisar Romawi dikenal sebagai
kaisar yang kejam. Namun pada kenyataannya justru Islam dapat berkembang di
Afrika dan populasi penduduk muslimnya mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah
populasi umat muslim seluruh dunia. Di afrika juga terdapat dinasti-dinasti
yang ikut terlibat dan mewarnai Islamisasi di wilayah tersebut.
Berkaitan
dengan hal diatas, makalah ini membahas tentang bagaimana perjalanan penyebaran
Islam di wilayah Afrika (khususnya Afrika Utara) sehingga Islam dapat diterima
di wilayah yang telah dikuasai oleh penguasa-penguasa Romawi tersebut dan
dinasti apa saja yang telah berkuasa dalam sejarah perjalanan islam di Afrika.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah dakwah di Afrika Utara ?
2.
Bagaimana
sejarah dakwah di Maroko ?
3.
Bagaimana
sejarah dakwah di Tunisia ?
4.
Bagaimana
sejarah dakwah di Libiya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DAKWAH DI AFRIKA UTARA
Islam pertama kali diperkenalkan ke
benua Afrika oleh tentara Arab yang datang ke Mesir dibawah komando Amr bin
Al-Ash pada tahun 640 masehi. Tiga tahun kemudian, romawi timur menarik mundur
pasukannya dan meninggalkan wilayah yang penduduknya telah menganut agama
nasrani itu selanjutnya, wilayah tersebut akhirnya dikuasai oleh kaum muslimin.
Pada masa Nabi Muhammad SAW kontak islam dengan afrika adalah ketika hijrah ke
habasyah. Para sahabat yang hijrah kesana mendapat perlakuan baik dari
masyarakat setempat dan dari Raja Najasyi. Pada masa khalifah Umar bin
Al-Khathab panglima Amar bin Al-Ash.menguasai mesir ( 639-644 M ). Setelah
mengalahkan tentara Romawi Timur. Kota Fustat dijadikan sebagai ibu kota islam
pertama dibenua Afrika.
Selanjutnya pada masa pemerintahan
khalifah utsman bin affan, abdullah bin sa’ad bin abi sarah berhasil
mengalahkan Romawi Timur dalam sebuah perang yang terjadi di Laut Tengah, dan
berhasil menguasai burqoh dan tripoli. Pasukan Abdullah maju terus kearah
Carthage, Ibu Kota Romawi Timur di Afrika.Merasa terdesak Romawi menawarkan genjatan
senjata. Mendengar berita tersebut, Raja Konstantin III sangat marah ia ingin
semua wilayah kekuasaan yang telah jatuh ketangan kaum muslim direbut kembali.
Pada saat itu Madinah bergolak karena Khalifah Utsman dibunuh sehingga tidak memungkinkan
untuk melanjutkan peperangan.
Kekuasaan islam di Afrika tidak
berjalan mulus. Ketika islam masuk sering terjadi peperangan dengan Romawi
Timur dan pemberotakan yang dilakukan oleh orang-orang barbar. Keadaan ini
berlanjut hingga terjadi pergantian Gubernur dari Hasan bin Nu’man kepada Musa
bin Nushair pada tahun 708 M, yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid
(705-715 M). Musa bin Nushair dapat mengatasi berbagai pemberontakan, agar
tidak berulang dimasa mendatang, ia menempatkan orang-orang barbar ke dalam
pemerintahan.
Sementara aliran agama islam yang
diterima oleh penduduk setempat adalah khawarij, tidak diketahui pasti khawarij
menyebarkan islam disana bahkan sekitar tahun 132H (750M) hampir seluruh Afrika
Utara menganut aliran itu kaum khawarij menjadikan pahamnya benar-benar
mengakar di Afrika Utara terutama di Jabal Nafusa dan daerah Tahart (sekarang
bernama Tiaret). Dengan demikian bdakwah di Afrika Utara pertama kali dilakukan
oleh bangsa Khawarij.Bahasa Arab juga berkembang sebagai bahasa percakapan dan
hal ini bertahan sampai sekarang upaya yang dilakukan oleh bangsa Badui (Arab)
yang bermigrasi kesana.Mereka menikah dengan penduduk setempat dan secara
bertahap terbentuklah penduduk Barbar-Arab yang sampai saat ini mendiami sebagian
besar Afrika Utara.
Mayoritas bangsa-bangsa di Afrika
Utara adalah muslim, yang banyak dipengaruhi oleh kaum sufisme dimana mereka
sangat berperan besar dalam mengorganisir komunitas pedalaman dan beberapa
rezim negara. Warga perkotaan menggunakan
bahasa arab dalam percakapan dan kebudayaan meskipun di wilayah Afrika
Selatan Saharan dan wilayah pegunungan menggunakan bahasa Berber sebagai bahasa
umum dan menjadi basis bagi identitas kultural.
Sejak periode awal Islam sampai abad
ke-19, sejarah masyarakat muslim Afrika Utara berlangsung dalam dua motif
utama, yaitu pembentukan negara dan islamisasi. Penaklukan yang dilakukan oleh
bangsa Arab memberikan dorongan baru bagi pembentukan negara dan
pengorganisasian masyarakat Afrika Utara menjadi komunitas muslim. Penaklukan
tersebut juga mengantar pada pelembagaan islam bagi warga masyarakat Afrika
Utara. Dimulai dari abad ke-8 madzab hukum Maliki berkembang dengan pesat di
seluruh penjuru Afrika Utara dan bertahan sebagai administrasi hukum, pendidikan,
dan legitimasi yang paling utama sampai abad ke-19. Dalam dua abad kemudian
sufisme juga terlembagakan dan menjadi basis utama dalam pengorganisasian warga
pedalaman. Sebagian dari sejarah Afrika Utara dari abad ke-13 sampai abad ke-19
dapat dinyatakan dalam beberapa hal sehubungan dengan pengaruh negara dan sufi.
Akhirnya penaklukan bangsa Arab juga memberikan Afrika Utara sebuah identitas
Arab yang ditimbulkan oleh gelombang migrasi Arab, dan melahirkan negara yang
di dominasi oleh bangsa Arab.
B.
Sejarah Dakwah di Maroko
Mayoritas penduduk Maroko adalah
beragama islam dan masuk dalam golongan Muslim Sunni, maka tak heran sepanjang
perjalanan sejarah negeri ini banyak dipelopori oleh gerakan pembaharuan yang
berawal dari gerakan tarekat. Sementara itu Ernest Gellner merumuskan bahwa
model paling berpengaruh tentang sejarah islam di Maroko adalah sepanjang
sejarah islam Maroko terombang ambing antara agama kaum borjuis kota yang melek
huruf, puritan skripturalis, dan agama suku-suku buta huruf di pedesaan yang
ritualistis-antropolatrous.
Islam pertama kali dibawa ke Maroko
pada tahun 680M oleh invasi Arab dibawah Uqba ibn Nafi, seorang jendral yang
melayani Damaskus dibawah bani Umayyah. Tetapi catatan lain menyebutkan bahwa
agama Islam kali pertama dibawa ke Maroko oleh orang Arab yang menyerbu wilayah
itu pada tahun 683M.
Penaklukan wilayah Afrika Utara
memakan waktu 53 th. Penyebaran Islam di Maroko dilanjutkan oleh Panglima Musa
bin Nushair pada tahun 698 bersamaan dengan penaklukan benteng-benteng di dekat
samudra Atlantik. Seorang jendral bernama Thariq bin Ziyad berjihad ingim
menaklukkan Spanyol melalui Maroko pada th 710 M dan ekspidisinya itu sukses.
Thariq bin Ziyad yang diangkat Musa bin Nusair untuk memerintah Maroko setelah
ditaklukkan.
Maroko memang mempunyai peranan
besar dalam sejarah Islam, terutama dalam menyebarkan Islam di wilayah Afrika
Utara dan sebagai pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol (Andalusia),
Eropa.Segala persiapan ekspansi Islam ke daratan Eropa dilakukan melalui negeri
ini.Setelah dinasti Umayyah jatuh ke tangan dinasti Abbasiyah, Maroko menjadi
kekuasaan bani Abbas.Kemudian di negeri ini muncul dinasti-dinasti kecil. Pada
tahun 172H/789M, Idris I bin Abdullah, salah seorang keturunan Ali ra dapat
membentuk pemerintahan Idrisid, yang kemudian bertahan hingga tahun 364H/974M.
dinasti syiah yang pertama, sehingga merupakan tantangan bagi Khalifah Harun
Ar-Rasyid dari dinasti Abbasiyah di Baghdad yang bercorak Sunni. Tahun 177 H
Idris dibunuh oleh Sulaiman As Sammakh dengan racun. Naiklah Idris II yang
dianggap pendiri sebenarnya Dinasti Idrisid.Pada masanya, dinasti ini banyak
mencapai kemajuan, terutama dibidang kebudayaan Islam.Tahun 213H Idris II
meninggal. Semua penggantinya lemah kecuali Yahya bin Muhammad dan Yahya IV. Di
tangan Yahya IV, dinasti ini mencapai masa keemasannya.
Pada abad ke-8 berdirilah beberapa
pemerintahan islam (syiah) di Maroko yang memisahkan diri dari kekhalifahan
abbasiyah seperti bani Midrar dan bani Idrisiyah. Antara tahun 909-1171, Maroko
dikuasai pemerintahan Fatimiyah yang berpusat di Mesir.Sedangkan antara tahun
1470-1553, Maroko dikuasai bani Watthas berpusat di Fez sampai akhirnya
dikuasai al-asyraf al-sa’diyah pada awal abad ke-16.Al-asyraf merupakan salah
satu kelompok yang berkuasa di Maroko, yang didirikan oleh Abu Abdullah
Muhammad Al-Qaim yang berjasa melawan orang-orang nasrani.Maroko memiliki
tradisi keilmuwan islam yang berkembang dengan pesat dari dulu hingga kini.
Dengan demikian, sepanjang perjalanan gerakan dakwah di Maroko
lebih diwarnai gerakan-gerakan dalam bentuk tarekat yang kemudian banyak
didistrorsi oleh pemerintah.Sehingga para dakwahnya lebih pada perpaduan antara
bentuk sufisme dan pemerintahan yang berkuasa, disamping gerakan pemurnian
agama yang tidak pernah padam ditengah-tengah masyarakat.
C.
Sejarah Dakwah di Tunisia
Hampir sejak awal diperkenalkan
islam ditunisia, mayoritas penduduk muslim negeri ini merupakan kaum sunni yang
mer madzhab maliki dan hanafi. Tetapi untuk kepuasan batin, gerakan islam di
Tunisia tidak lepas dari penganut tarekat. Disini banyak sekali tarekat yang
nambah dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Tidak begitu banyak sejarah yang bisa didapat untuk menyelusuri
masuknya Islam ke negeri ini. Namun, sedikit fakta sejarah menunjukkan bahwa islam
masuk dan mulai berkembang di Tunisia pada masa dinasti umayyah tatkala mulai
melebar kekuasaannya ke Barat hingga Tunisia. Artinya Tunisia adalah tanah
kharajiyah, tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim.Pada abad ke-7 sesudah
masehi, kekhalifahan umayyah di Damaskus di bawah komandan Uqbah seorang
sahabat Rasulullah mengirimkan para mubaligh dan pasukannya ke Afrika Utara
masuk Tunisia bersama pasukannya.Uqbah berhasil menaklukkan Sbeitla (Sufetula)
yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian Uqbah
berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibu kota
pemerintahan dan pusat penyebaran islam di wilayah Afrika Utara. Tahun 683,
komandan Uqbah beserta seluruh tentaranya berhasil menaklukkan kota Kiwaran (selatan
Tunisia) yang sekarang disebut Maroko dan mendirikan masjid pertama di Afrika.
Sejak saat itu perkembangan Islam di
Tunisia setapak demi setapak mulai menunjukkan hasilnya.Keyakinan-keyakinan
warga setempat pada agama dan kepercayaan dari nenek moyang mereka, termasuk
budaya-budaya jahiliyah lainnya, sedikit demi sedikit terkikis habis. Setelah
berbenturan dengan pemahaman islam masyarakat mulai sadar bahwa apa yang mereka
lakukan selama ini adalah suatau perbuatan yang “bodoh” dan menyesatkan. Mereka
merasa mendapatkan sesuatu yang lain tatkala mereguk “manisnya” islam. Islam
telah memberikan ketentraman dan menyejukkan hati mereka. Agama islam
mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Pada tahun 748M dinasti Umayyah digantikan oleh abbasiyah.Hal ini
menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemudian
dapat dikuasai lagi oleh dinasti Abbasiyah 767M.Pada tahun 800M Ibrahim ibn
Aghlab ditunjuk sebagai gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan.
Pada masa ini, masjid agung Ezzitouna didrikan di kota Tunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era
kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi.Di masa Khilafah
Utsmaniyah Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan dinasti Dey
(1591-1659), Mouradi (1659-1705), dan Huseini (1705-1957). Karena itulah,
Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah Islam terpenting di
Tunisia, selain masjid Ezzitouna di kota Tunis. Semenjak itu Tunisia diperintah
oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian tahun 1881 M Muhammad Sadiq, raja dari
kerajaan Hunaysiyah menyerah pada Prancis, dan Tunisia menjadi jajahan Prancis
sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1965M.
Tujuan akhir dakwah di Tunisia adalah membangun sebuah masyarakat
islam, tetapi pendekatannya adalah dari bawah keatas, sebagai pembangun
masyarakat, indifidu harus diperbaharui terlebih dahulu sebelum masyarakat
dapat diperbaharui. Konsep pembaharuan kunci mereka adalah tashlik (
memulihkan, memperbaiki ) dan tujuan mereka adalah menciptakan individu-individu
yang solih ( bener, bijak, baik ) sebagai sarana untuk mencapai sebuah susunan
masyarakat muslim sejati. Dan sebagai penyebab utama gagalnya dakwah menjadi
populer adalah ketidak selarasan dengan praktik keislaman di Tunisia.
Akan tetapi, dibalik identitas nasional sekuler masyarakat Tunisia tetap
memiliki sentimen islam yang kuat dan islam tetap bertahan sebagai potensi yang
potensial.
D.
Sejarah Dakwah di Libya
Libya merupakan negara dari
pemerintahan usmani yang mendirikan renzim utama diwilayah Tripolitania,
cyrenaica dan fezzan. Selama hampir sembilan sanusiyah mewakili gerakan
revivalis islam yang kuat yang menundukkan unsur-unsur ekonomi dan agama hampir
tersebar di seluruh kawasan libya. Gerakan yang didirikan oleh Muhammad ibn Ali
al-sanusiyah yang hendak dicapai dalam gerakan dakwahnya adalah mengajak
kembali pada ajaran Al-Qur’an dan hadist dan mengembangkan hak orang beriman
agar menggunakan ijtihad untuk mengembangkan ajaran-ajaran islam dan dengannya
orang islam harus menjalani kehidupannya. Gerakannya berusaha menyatukan
seluruh umat muslim dalam persaudaraan dan memberikan kontribusi bagi
penyebaran dan refitalisasi islam.
Sejarah kehidupan muslim kontemporer
libya banyak berubah setelah kudeta yang telah dilakukan mu’amar qodzdzafi pada
tahun 1969 sistem monarki diganti menjadi anakronisme politik. keputusan paling
awal rezim menyangkut sejumlah referensi nasionalis dan islam, serta
aturan-aturan substansif. Diantaranya diberlakukan kembali hukum pidana atas
dasar Al-Qur’an serta pelarangan alkohol dan klub malam mengindikasikan
pengakuan terbuka terhadap islam sebagai kekuatan pembimbing dalam kekuatan
politik negara.
Peraturan-peraturan baru yang diturunkan dari praktik hukum mazhab maliki
dibuat untuk mempertahankan hukum-hukum yang ada sepanjang masih sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dan menggunakan hukum adat ( ‘urf ) apabila dipandang
dapat diterapkan. Sebagian sunah yang dapat dijadikan hukum suyariah sementara
ijtihad metode yang dapat deterima untuk memperluas ruang lingkup syariat di
dunia modern.
Sistem politik yang telah diterapkan
dianggap radikal, kemudian mendapat reaksi keras dari para ulama yang pada
akhirnya kemudian melahirkan gerakan aksi islam bawah tanah di antaranya
Hizb-al-Tahrir al Islami gerakan sejenis ihkwanul muslimin sekaligus merupakan
gerakan oposisi bagi pemerintahan Qadzdzafi.
Qodzdzafi merupakan tokoh idiologi arab dan islam radikal. Doktrin
revolusionernya yang permama merupakan kopi dari ideologi Nesseriyah yang
menyerukan persatuan Arab, menentang kolonialisme dan Zeonisme, dan
kepemimpinan bangsa libya dalam merancang persatuan dan perjuangan bangsa arab
menghadapi israel.
Libya sebagai bentuk gerakan dakwah
kontemporer banyak dipengaruhi dan terpusat oleh kebijakan pemerintah yang berkuasa
saat itu. Sehingga birikrasi ( unsur politik ) sangat menonjol memegang
keputusan dan memeberikan corak dalam setiap aktifitas keislaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan islam di libya :
1.
Faktor
sosial ekonomi
Libya
merupakan negara penghasil minyak terbesar di Afrika.Banyaknya kandungan minyak
tidak sebanding dengan sumber daya manusia yang memadai. Oleh karena itu
didatangkan tim ahli dalam luar negeri untuk melakukan pekerjaan dengan
penjualan minyak yang terus meningkat membuat pendapatan perkapita cukup tinggi
sekitar 8.640 dolar pada tahun 1980. Selain itu di bidang pertanian dan
peternakan merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak dalam masyarakat libya.
2.
Faktor
Politik-Hukum
Dalam urusan politik pemerintahan libya
merupakan negara yang berbentuk Republik Sosial yang dipimpin oleh seorang
presiden. Libya menganut satu partai yaitu partai sosial arab. Tahun 1969
terjadi perubahan konstitusi dimana telah membentuk kongres rakyat nasional
memilih anggota membentuk kongres rakyat nasional memilih anggota sekretaris
jendral, cabinet dan penetapan mahkamah agung sebagai kekuatan yudikatif
tertinggi.
Libya yang
menyatakan negaranya committed terhadap penghapusan imperialisme dan kolonialisme
dalam segala bentuknya, telah menyatakan dukungan dan memberikan bantuan kepada
gerakan-gerakan pembebasan diberbagai negara diluar afrika seperti kepada malta
ketika negara tersebut menghadapi persengketaan dengan inggris. Republik arab
libya dibawah pemerintahan komando dewan revolusi yang diketuai kolonel moamar
gaddafi telah tumbuh sebagai negara islam baru di dunia arab berkembang terus
sesuai dengan cara-cara yang mereka anggap baik. Libya sebagai bentuk gerakan
dakwah kontemporer hanya dipengaruhi dan terpusat oleh kebijakan pemerintah
yang berkuasa saat itu.Sehingga birokrasi sangat menonjol dalam memegang
keputusan dan memberikan corak dalam setiap aktifitas keislaman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara historis dakwah islam masuk
dan menguasai Afrika Utara dan menjadikan sebagai salah satu bagian provinsi
dari dinasti bani umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas wilayah Afrika Utara
terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685-705).Penaklukan atas wilayah Afrika
Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari
khalifah bani umayyah memakan waktu kurang lebih selama 35 tahun. Wilayah
Afrika Utara inilah yang kemudian menjadi batu loncatan untuk masuknya islam di
daratan Eropa, yaitu Spanyol.
Mayoritas bangsa-bangsa di Afrika
Utara adalah muslim, yang banyak dipengaruhi oleh kaum sufisme dimana mereka
sangat berperan besar dalam mengorganisir komunitas pedalaman dan beberapa
rezim negara. Warga perkotaan menggunakan
bahasa arab dalam percakapan dan kebudayaan meskipun di wilayah Afrika
Selatan Saharan dan wilayah pegunungan menggunakan bahasa Berber sebagai bahasa
umum dan menjadi basis bagi identitas kultural.
Sejak
periode awal Islam sampai abad ke-19, sejarah masyarakat muslim Afrika Utara
berlangsung dalam dua motif utama, yaitu pembentukan negara dan islamisasi.
Penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab memberikan dorongan baru bagi
pembentukan negara dan pengorganisasian masyarakat Afrika Utara menjadi
komunitas muslim. Penaklukan tersebut juga mengantar pada pelembagaan islam
bagi warga masyarakat Afrika Utara. Dimulai dari abad ke-8 madzab hukum Maliki
berkembang dengan pesat di seluruh penjuru Afrika Utara dan bertahan sebagai
administrasi hukum, pendidikan, dan legitimasi yang paling utama sampai abad
ke-19. Dalam dua abad kemudian sufisme juga terlembagakan dan menjadi basis
utama dalam pengorganisasian warga pedalaman. Sebagian dari sejarah Afrika
Utara dari abad ke-13 sampai abad ke-19 dapat dinyatakan dalam beberapa hal
sehubungan dengan pengaruh negara dan sufi. Akhirnya penaklukan bangsa Arab
juga memberikan Afrika Utara sebuah identitas Arab yang ditimbulkan oleh
gelombang migrasi Arab, dan melahirkan negara yang di dominasi oleh bangsa
Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Ira, M. Lapidus. 1999.Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. III
(Jakarta: Rajawali Press).
John, L. Esposito. 2002. Ensiklopedi Owford: Dunia Islam Modern,
(Jakarta: Mizan).