Friday, November 17, 2017

Makalah LOGIKA (Oposisi)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Berfikir bukanlah suatu aktivitas yang berjasa. Berfikir adalah suatu aktivitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup unsur dan berbagai langkah-langkahnya. Berfikir tidak dapat dijalankan semaunya, pikiran diikat oleh hakikat tertentu dan stuktur tertentu.
            Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan penalaran yang salah. Dalam arti luas Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang shahih dan tidak shahih,  Logika lahir dari pemikiran-pemikiran Yunani yaitu Aristoteles.
            Dalam ilmu logika juga akan dijumpai masalah tentang hal pernyataan dan penalaran. Salah satunya ketika membahas bab “oposisi”. Kata oposisi disini dipakai untuk menyatakan dua pengertian, yaitu untuk menyatakan hubungan tertentu antara dua proposisi dan yang lainnya untuk menyatakan sejenis penarikan konklusi secara langsung.
            Pengertian pertama menunjukkan hubungan antara empat macam proposisi berikut ini: subalternasi, kontradiktori, kontrari, dan subkontrari. Oposisi sebagai suatu bentuk penarikan konklusi secara langsung berarti penarikan suatu proposisi dari proposisi lainnya, dalam bentuk, salah satu dari empat gabungan yang dinyatakan di atas
.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian oposisi ?
2.      Apa saja macam-macam oposisi?
3.      Bagaimana hubungan oposisi dengan logika?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Oposisi
Oposisi dalam ilmu logika  diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu hubungan yang didalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.
Adapun dua pernyataan yang diperbandingkan atau dihubungkan itu dapat juga keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dari satu term, dan dapat juga keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dua trem sebagai subyek dan predikat yang disebut dengan proposisi kategoris.[1] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, oposisi adalah pertentangan antara dua unsur bahasa untuk memperlihatkan arti perbedaan.
Oposisi terdapat antara dua proposisi yang mempunyai trem-trem yang sama, tetapi berbeda dalam kedua-duanya. Trem-trem dari kedua proposisi harus pula mempunyai suposisi yang sama atau juga dapat dirumuskan: oposisi adalah dedukasi dari sebuah premis dengan mengubah kualitasnya (misalnya: dari A ke E, atau dari E ke A; dan dari I ke O, atau dari O ke I) atau kuantitasnya (misalnya: dari A ke I, atau dari I ke A; dan dari E ke O, atau dari O ke E) atau dengan mengubah kedua-duanya (misalnya: dari A ke O, dari O ke A; dari E ke I, atau dari I ke E)[2].
Oposisi juga bisa diartikan sebuah kegiatan menyimpulkan secara langsung dengan membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam trem yang sama, tetapi bisa berbeda kuantitas dan kualitasnya untuk menentukan sebuah kebenaran proposisi.
Jadi yang dinamakan oposisi adalah perbedaan dua kalimat di dalam paragraf, dan perbedaan itu ada yang benar dan ada yang salah.

B.     Macam-Macam Oposisi
Karena kita menggunakan masing-masing empat proposisi (A, I, E,O) subagai premis dan kesimpulan, maka kita akan mendapatkan empat macam proposisi:[3]
1.      Oposisi Kontradiktori
Oposisi kontradiktori adalah hubungan antara dua proposisi yang subyek dan predikatnya sama, tetapi berbeda kualitas dan kuantitasnya. Jadi hubungan antara proposisi A dan O serta I dan E.
Prinsip ini menyatakan bahwa dua proposisi yang kontradiktori, jika satu benar maka yang lainnya salah, dan jika yang satu salah maka yang lainnya adalah benar. Dengan kata lain, keduanya tidak dapat sekaligus salah atau benar, karena itu oposisi kontradiktori adalah bentuk oposisi yang sempurna dalam logika.
Oposisi kontradiktoris: A x O dan sebaliknya. E x I dan sebaliknya.
Contoh: semua mahasiswa lulus (A) beroposisi secara kontradiktori dengan sebagian mahasiswa tidak lulus (O), atau sebaliknya. Semua mahasiswa tidak lulus (E) beroposisi secara kontradiktori dengan sebagian mahasiswa lulus (I), dan sebaliknya.
2.      Oposisi Kontraris
Disini penyimpulan dilakukan dengan memperlawankan dua proposisi yang memiliki kuantitas sama-sama universal sebagai premis dan konklusi dengan kelas subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda dalam kualitas. Dua proposisi yang berciri seperti ini adalah dua proposisi yang berkuantitas universal dan berkualitas negative, yang satu bisa berfungsi sebagai premis dan yang lainnya sebagai konklusi.
Oposisi kontraris: A x E dan sebaliknya.
Contoh: Semua mahasiswa lulus (A) beroposisi secara kontraris dengan Semua mahasiswa tidak lulus (E) dan sebaliknya.     
3.      Oposisi Subkontraris
Disini penyimpulan dilakukan dengan memperlawankan dua proposisi particular sebagai premis dan konklusi dengan kelas subyek dan predikat sama, kuantitas sama (particular), tetapi kualitasnya berbeda. Yang satu dapat berfungsi sebagai premis dan yang lainnya sebagai konklusi. Jadi, oposisi subkontraris adalah hubungan antara dua proposisi khusus yang subyek dan predikatnya sama tetapi kualitasnya berbeda.
Oposisi subkontraris: I x O dan sebaliknya.
Contoh: Sebagian mahasiswa lulus (I) beroposisi secara subkontraris dengan Sebagian mahasiswa tidak lulus (O) dan sebaliknya.
4.      Oposisi Subalternasi
Disini penyimpulan dilakukan dengan memperlawankan dua proposisi sebagai premis dan konklusi dengan kelas subyek dan predikat sama, kualitasnya sama, tetapi kuantitas berbeda. Yang satu bisa berfungsi sebagai premis dan yang lainnya sebagai konklusi. Jadi, subalternasi adalah hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang subyek dan predikatnya sama, tetapi kuantitasnya berbeda.
Oposisi subalternasi: A x I dan sebaliknya, E x O dan sebaliknya.
Contoh: Semua mahasiswa lulus (A) beroposisi secara subalternasi dengan Sebagian mahasiswa lulus (I) dan sebaliknya. Juga Semua mahasiswa tidak lulus (E) beroposisi secara subalternasi dengan Sebagian mahasiswa tidak lulus (O), dan sebaliknya.

C.    Hubungan Oposisi dengan Logika
                               Apabila dua pernyataan ditampilkan stimulan akan menimbulkan apa yang oleh logika sebut: Hubungan Logika. Ada enam macam hubungan logika[4].
1.      Hubungan kontakditori terdapat anatara dua proposisi yang berbeda dalam kuntitas dan kualitasnya; misalnya: semua manusia hitam- beberapa manusia tidak hitam. Oposisi semacam itu terdapat antara proposisi A dan O, antara E dan I (juga antara U dan Y).
Stricto sensu, oposisi kontrakditoris terdapat anatara dua proposisi dimana yang satu menyatakan sesuatu yang cukup merobohkan ynag lain. Oposisi kontrakditoris semacam ini tidak terdapat anatar pasangan proposisi berikut ini:
A : Semua yang sukses rajin.
O : Sebagian yang sukses tidak rajin.
E : Semua orang saleh tidak pendengki.
I  : Sebagian orang saleh pendengki.
        Dalam sepasang permasalahan kontrakditoris mempunyai tabiat bila yang satu salah yang lain harus benar, dan bila yang satu benar yang lain harus salah, tidak mungkin benar keduanya atau salah keduanya. [5]
Sekarang kita buktikan tabiat hubungan kontrakditori dengan contoh pasangan  A dan O diatas. Bila dalam kenyataan ‘semua orang sukses rajin’  maka pernyataan A benar dan O salah. Sedangkan bila dalam kenyataan ‘beberapa orang yang sukses adalah orang-orang tidak rajin’  maka pernyataan O benar dan A salah. Kita harus ingat akan arti kata ‘sebagian’. Sebagian berarti setodak-tidaknya ada, maksud dari pernyataan ‘sebagian yang sukses tidak rajin’ bila ini diakui terjadi, berarti: ada sebagian orang yang sukses tetapi tidak rajin. Jika kita mengakui bahwa ‘semua yang sukses tidak rajin’ maka pernyataan ‘sebagian yang sukses tidak rajin’ tidak salah, sebab apa yang benar dari universalnya, maka benar pula partikularnya. Jadi pernyataan ‘sebagian’ tidak menutup kebenaran universalnya. Sehingga bila E benar maka pernyataan O yang diturunkan dari E juga benar.
2.      Hubungan independen (tak bertautan): dua pernyataan mempunyai hubungan  independen manakala keduanya menmpilkan permasalahan yang sama sekali terpisah, serupa pernyataan berikut:
Kuda sumbawa kuat-kuat
Pohon asam berakar tunggang.
Semua kelinci adalah lemah.
Semua kelinci pemakan daun-daunan.
       Bahasa Arab adalah sukar.
       Logika adalah sukar.

       Hubungan independen mempunyai tabiat: benar salahnya pernyataan pertama tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya pernyataan yang lain. Kebenaran pernyataan ‘kuda sumbawa kuat-kuat’ tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya ‘pohon asam berakar tunggang’ begitu pula sebaliknya.
3.      Hubungan ekuivalen (persamaan): dua pernyataan mempunyai hubungan ekuivalen manakala keduanya mempunyai makna yang sama seperti:
Semua besi adalah logam.
Sebagian logam adalah besi.
                   Sebagian cendikiawan menjadi menteri.
                  Sebagian cendikiawan bukan tak menjadi menteri.
       Hubungan ekuivalen mempunyai tabiat: benar salahnya pernyataan yang satu menentukan benar salahnya pernyataan yang lain. Dengan perkataan lain, bila pernyataan yang satu benar maka benar pula pernyataan yang lain; bila pernyataan yang satu salah yang lain mengikuti juga. [6]
4.      Hubungan kontari (perlawanan): dua pernyataan mempunyai hubungan kontari  manakala term subyek dan predikat kedua pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama universal tetap berbeda dalam kualitas. Hubungan kontari terdapat pada pernyataan A dan E, seperti:
A : Semua politikus curang.
E : Semua politikus tidak curang.
      E : Semua harimau tidak pemarah.
      A : Semua hariamu pemarah.
       Hubungan kontari mempunyai tabiat: salah satu pernyataan harus salah dan bisa salah keduanya. Sekarang kita perhatikan tabiat hubungan kontari dengan mengambil pasangan proposisi A dan E diatas sebagai contoh. Bila dalam kenyataan: semua politikus adalah curang, maka pernyataan A benar dan E salah. Bila dalam kenyataan: semua politikus tidak curang maka A salah dan E benar. Bila dalam kenyataan: ada yang curang dan ada yang tidak curang, maka A dan E sama-sama salah. 
5.      Hubungan sub-kontrari (setengan perlawanan): dua pernyataan mempunyai hubungan  sub-kontari manakala term subyek dan predikat pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama partikular berbeda dalam kualitas. Hubungan sub-kontari terdapat pada pernyataan I dan O atau sebaliknya[7], seperti:
           I  : Sebagian pedagang kikir.
           O : Sebagian pedagang tidak kikir.
Hubungan su-kontari empunyai tabiat: salah satu pernyataan harus benar dan bisa benar keduanya.
       Marilah kita uji tabiat hubungan dub-kintari dengan mengambil pasanagn I dan O diatas sebagai cotoh. Bila dalam kenyataan: semua pedagang adalah kikir maka I benar  (ingat makna sebagian) dan O salah. Bila semua pedagang adalah tidak kikir, maka O benar dan I salah. Bila dalam kenyataan sebagian pedagang kikir sebagian tidak kikir maka I dan O sama-sama benar.
6.      Hubungan implikasi (mencangkup): dua pernyataan mempunyai hubungan implikasi manakala term subyek dan predikat oernyataan itu sama, sama-sama dalam kualitas tetapi berbeda dalam kuantitas. Hubungan implikasi terdapat pada pernyataan A dan I serta pasangan anatara E dan O, seperti :
      A : Semua mahasiswa komplek C rajin.
      I  : Sebagian mahasiswa komplek C rajin.
Hubungan implikasi mempunyai sifat: bisa bnar keduanya, salah keduanya, atau satu benar satu salah.
Sekarang uji tabiat hubunagn implikasi dengan mengambil pasangan A dan I diatas sebagai contoh. Bila dalam kenyataan: semua mahasiswa komplek C memang rajin, maka A benar begitu pula dengan I benar. Jadi disini keduanya benar. Bila dalam kenyataan: semua mahasiswa komplek C tidak rajin, maka A maupun I salah. Disini terjadi kemungkinan salah keduanya. Bila dalam kenyataan: mahasiswa komplek  C ada yangrajin dan ada pula yang tidak, maka I benar dan A salah. Disini terjadi kemungkinan satu benar dan dan satu salah.
Persegi oposisi[8]
                           A                                    E
kontrati

                                              kontradiktori
sub-kontari
Sub-kontrari





              implikasi



I                                                                       O

Empat hubungan oposisi ini oleh  para ahli  logika sering dilukiskan dalam empat persegi seperti diatas untuk  mempermudah  ingatan kita.
Dari hukum persegi oposisi, jika dibentuk dalam sebuah tabel maka akan tampak seperti berikut :
Tabel benar

Jika
A
E
I
O
A  BENAR
-
S
B
S
E   BENAR
S
-
S
B
I  BENAR
?
S
-
?
O  BENAR
S
?
?
-

Tabel salah :

Jika
A
E
I
O
A SALAH
-
?
?
B
E SALAH
?
-
B
?
I SALAH
S
B
-
B
O SALAH
B
S
B
-

Hukum-hukum yang kita sebutkan diatas  mempunyai arti praktis  yang besar sekali. Perhatian lebih-lebih hendaknya dicurahkan untuk tidak mencampuradukan oposisi kontradiktoris dan oposisi kontaris. Dari kepalsuan sebuah proposisi tidak niscayalah muncul sebuah proposisi kontaris yang benar.
Seperti jelas unsur kontradiktorislah yang paling luas memberi kemungkinan membuat pemikiran  (penalaran, inferensi) langsung. Maka pemikiran semacam ini sangat biasa dipakai oleh para filsuf, para ahli pikir. Akan tetapi tidak selalu mudah untuk menemukan unsur kontradiktoris yang betul-betul dalam sebuah proposisi tertentu. Definisi yang kita berikan masih sangat umum, maka perlu memberikan perhatian pada kejadian-kejadian khusus:
a.       Unsur kontradiktoris merupakan sebuah proposisi singular sekedar dibentuk dengan sekedar mengubah kualitas: misalnya: Rini sakit-Rini tidak sakit, demikian pula terbentuknya usur kontradiktoris dari sebuah proposisi yang subjeknya mengandung pengertian logis atau mutlak.
b.      Memberikan unsur kontardiktoris dari proposisi-proposisi kompleks dan majemuk yang mengandung penuturan lebih dari satu, dapat dilaksanakan dengan menyangkal secara disjungtif masing-masing penuturan.
c.       Proposisi modal di-kontrakditoris-kan dengan mengubah modalitas menjadi kebalikannya, misalnya: “Niscaya” ke “tidak tentu”.
     

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Oposisi terdapat  antara dua proposisi yang mempunyai trem-trem yang sama, tetapi berbeda dalam kedua-duanya. Oposisi juga bisa diartikan sebuah kegiatan menyimpulkan secara langsung dengan membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam trem yang sama, tetapi bisa berbeda kuantitas dan kualitasnya untuk menentukan sebuah kebenaran proposisi.
Hubungan Logika ada enam macam yaitu:
1.      Hubungan independen (tak bertautan),
2.      Hubungan ekuivalen (persamaan),
3.      Hubungan kontradiktori (pertentangan),
4.      Hubungan kontari (perlawanan),
5.      Hubungan subkontari (setengah perlawanan),
6.      Hubungan implikasi (mencangkup).

B.     Kritik dan Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami kedepannya. Semoga dengan makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana yang dapat membangun dan mendorong para mahasiswa atau mahasiswi untuk berfikir aktif dan kreatif.


DAFTAR PUSTAKA
Arif Oesman, 1978, Ilmu Logia, Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Mehra Partap Sing dan Jazir Burhan, 2010, Pengantar Logika Tradisional, Bandung: Binacipta.
Molan Benyamin, 2014, Logika (Ilmu dan Seni Berpikir Kritis), Jakarta: PT. Indeks.
Mundiri, 2001, Logika, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Posprodjo.W, 1999, Logika Scientifika, Bandung: Pustaka Grafika.
http://www.jurnal.uii.ac.id/index.php/Iqtisad/article/view/366. diakses pada tanggal 29 September 2017. Pukul 21.00 wib.


[1] http://www.jurnal.uii.ac.id/index.php/Iqtisad/article/view/366. diakses pada tanggal 29 September 2017. Pukul 21.00 wib.
[2] W. Poespoprodjo, Logika Scientifika, (Bandung: Pustaka Grafika, 1999), hlm 188.
[3] Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis (Jakarta: PT. Indeks), hlm. 132-135.
[4]H.Mundiri, “logika” (jakarta:Rajawali Pers) hlm 74
[5] Partap Sing Mehra, MA. Dan Drs Jazir Burhan, Pengantar Logika Tradisional (Bandung:Binacipta), Hlm. 61.
[6]DRs. H Mundiri,logika (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada), hlm. 74-75.
[7]Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis (Jakarta: PT. Indeks), hlm. 134.
[8]Mundiri, Logika, PT. Raja Gafindo Persada, jakarta, hlm 79

No comments:

Post a Comment

Contoh Analisis SWOT dalam Warung Makan Sederhana

  Sejarah Warung Makan Mbak Tik ( Misfikhotul Murdayanti ) Nama pemilik usaha warung makan ini yaitu lebih kerabnya dipanggil dengan pangg...