Thursday, November 16, 2017

Makalah Fungsi Evaluatif (Dasar Ilmu Manajemen)



FUNGSI EVALUATIF
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Dasar-dasar Ilmu Manajemen
Dosen Pengampu : Usfiyatul Marfu’ah, S.Sos.I., M.S.I
IMG_3609.PNG
    Disusun Oleh :
Savirra Dyan Permata                     (1601036010)
Sifni jumaila                                    (1601036011)
Misfikhotul Murdayanti                 (1601036012)
Indi Najah Mauludiah                    (1601036027)
Muhammad Sadam Husen             (1601036039)
Debby Safitri                                  (1601036044)
MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALI SONGO
SEMARANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Didalam manajemen, kita mempelajari beberapa fungsi yaitu perencanaan, perorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Ini merupakan sederetan fungsi-fungsi manajemen tradisional yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menjamin organisasi yang bersangkutan berjalan baik, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah fungsi evaluatif atau evaluasi dalam manajemen. Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengannya fungsi evaluasi. Disamping untuk melengkapi berbagai fungsi didalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apadefinisi dari evaluasi?
2.      Apa fungsi dan tujuan evaluasi?
3.      Bagaimana model dan pendekatan evaluasi?
4.      Apa saja macam-macam evaluasi?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui definisi evaluasi.
2.      Mengetahui fungsi dan tujuan evaluasi.
3.      Mengetahui modal dan pendekatan evaluasi.
4.      Mengetahui evaluasi kerja.
5.      Mengetahui evaluasi program.
6.      Mengetahui evaluasi meta.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Evaluasi
Untuk memahami makna evaluasi, harus dipahami pula devinisi penilaian dan pengukuran. Asmawi Aenul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil. Akhmad Sudrajat mendefinisikan penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil atau ketercapaian dapat diwujudkan.
Ari Kunto mengumukakan pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Akhmad Sudrajat mendefinisikan pengukuran sebagai proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi nomerik dari suatu tingkatan dimana berlaku organisasi telah mencapai karakteristik tertentu.
Istilah evaluasi sudah menjadi kosakata dalam bahasa indonesia sebagai kata serapan dari bahasa inggris yaitu evalution yang berarti penilaian atau penafsiran. Istilah evaluasi dinyatakan tyler (1950) sebagai proses menentukan sampai sejauh mana tujuan organisasi dapat dicapai. Provus (1971) mengartikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar tertentu yakni untuk mengetahui apakah terdapat selisih apa tidak. Komite untuk standar evaluasi mendefinisikan evaluasi sebagai penelitian yang sistematik atau teratur tentang manfaat atau kegunaan beberapa objek.
Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan Ari Kunto dan Cepi bahwa “evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu , yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menetukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak pembuat keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil yang telah dilakukan.”[1]






B.     Fungsi dan Tujuan Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto terdapat dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada progam secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Worten, Blaine R. dan James R. mengemukakan tujuan evaluasi yaitu memberikan informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
1.      Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2.      Menilai hasil yang dicapai.
3.      Menilai kurikulum.
4.      Memberi kepercayaan kepada sekolah.
5.      Memonitor dana yang telah diberikan.
6.      Memperbaiki materi dan program pendidikan.
Menurut Crawford tujuan dan fungsi evaluasi yaitu:
1.      Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
2.      Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil.
3.      Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4.      Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.[2]

C.    Modal dan Pendekatan Evaluasi
Model evaluasi ialah desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi dan biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap pembuatannya. Model yang dibuat para ahli merupakan model standar yang digunakan oleh para manajer. Di samping itu, terdapat ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan misi yang akan dibawakannya serta kepentingan atau penekanannya atau dapat juga disebut sesuai paham yang anut atau biasa disebut pendekatan.


1.      Model Evaluasi
Terdapat banyak model evaluasi, tetapi terdapat model evaluasi yang populer digunakan dan banyak dipakai pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program.
a.       Model Evaluasi CIPP dikenalkan oleh Stufflebeam yang mengusulkan a decision oriented evalution approach structure untuk menolong administrator membuat keputusan. Dia membuat pedoman kerja untuk melayani para manajer dan administrator menghadapi keputusan.

b.      Model Evaluasi UCLA dipopulerkan oleh Alkin yang menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan CIPP. Ia mengemukakan lima model evaluasi yaitu sebagai berikut:
1)      System assessment yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.
2)      Program planing membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
3)      Program implementation yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.
4)      Program improvement yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan, apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah  baru yang muncul tidak terduga.
5)      Program certification yang memberi informasi tentang nilai atau guna program.

c.       Model Brinkerhoff mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan pengabungan elemen-elemen yang sama, seperti evaluator-evaluator lain, namun dalam komposisi dan versi mereka sendiri seperti berikut:



1)      Fixed vs emergent evaluation design
Desain evaluasi yang tetap (fixed) ditentukan dan direncanakan secara sistematik sebelum implementasi dikerjakan. Desain dikembangkan berdasarkan tujuan program disertai seperangkat pertanyaan yang akan dijawab oleh informasi yang akan diperoleh dari sumber-sumber tertentu.
Desain evaluasi emergent untuk beradaptasi dengan pengaruh dan situasi yang sedang berlangsung dan berkembang seperti menampung pendapat-pendapat audiensi, masalah-masalah, dan kegiatan program.
2)      Formatif vs summative evaluation.
Evaluasi farmatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki proyek, kurikulum atau lokakarya. Evaluasi summative dibuat untuk menilai kegunaan suatu obyek.
3)      Exsperimental and quasy exsperimental design vs natural/unobstrusive inquiry.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menilai manfaat suatu objek, suatu program, atau strategi baru yang dicobakan.
d.      Model stake atau countenance
Stake menyatakan bahwa apabila menilai suatu program, hal tersebut berarti melakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan yang lain atau perbandingan yang absolut.
2.      Pendekatan Evaluasi
a.        Experimental approach
          Pendekatan expermental yaitu evaluasi yang berorientasi pada penggunaan experimenal science dalam program evaluasi.
b.      Goal oriented approach
          Pendekatan yang berorientasi pada tujuan yaitu cara yang paling logis untuk merencanakan suatu program yaitu merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus serta membentuk program untuk mencapai tujuan tersebut.
c.       The decision focused approach
          Pendekatan evaluasi yang berfokus pada keputusan menekankan pada peranan informasi yang sistemik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya.

d.      The user oriented approach
          Kelebihan pendekatan ini adalah perhatiaannya terhadap individu yang berurusan dengan program dan perhatiannya terhadap informasi yang berguna untuk individu tersebut.
e.       The responsive approach
          Kelebihan pendekatan responsive ialah kepekaannya terhadap berbagai titik pandangan dan kemampuannya mengakomondasi pendapat yang ambigu dan tidak fokus.
f.       Goal free evaluation
Beberapa ciri evaluasi bebas tujuan diantaranya adalah :
1.       Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program.
2.      Tujuan yang telah dirumuskan terlbih dahulu tidak dibenarkan menyempitkan fokus evaluasi.
3.      Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang direncanakan.
4.      Hubungan evaluator dan manajer atau dengan karyawan proyek dibuat seminimal mungkin.
5.      Evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang tidak diramalkan.[3]

D.    Evaluasi Kinerja
Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu indikator kinerja adalah :
1.      Spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interprestasi
2.      Dapat diukur secara objektif baik secara kualitatif maupun kuantitatif
3.      Menangani aspek-aspek yang relevan
4.      Harus penting atau berguna untuk menunjukkan keberhasilan input, output, outcome, manfaat, dampak dan proses
5.      Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan pelaksanaan
6.      Efektif dalam arti data mudah diperoleh diolah \, dianalisa dengan biaya yang tersedia.[4]


E.     Evaluasi program
Tahapan-tahapan dalam evaluasi program meliputi hal dibawah ini:
1.      Analisis logika program
2.      Desain evaluasi
3.      Penyusunan desain evaluasi serta strategi pengumpulan dan analisi data.[5]
F.     Evaluasi Meta
            Evalusi meta adalah evaluasi yang dapat dievaluasi. Evaluasi meta dapat dilaksanakan bersama kegiatan evaluasi yang b iasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan bertambah baik. Menurut wordthen, blain R. Dan james R. Sanders (1988) orang-orang yang dapat melakukan evaluasi meta yaitu :
1.      Evaluator sendiri
2.      Pemakai evaluasi
3.      Evaluator ahli[6]
  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ari Kunto mengumukakan pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Akhmad Sudrajat mendefinisikan pengukuran sebagai proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi nomerik dari suatu tingkatan dimana berlaku organisasi telah mencapai karakteristik tertentu. Istilah evaluasi dinyatakan tyler (1950) sebagai proses menentukan sampai sejauh mana tujuan organisasi dapat dicapai. Provus (1971) mengartikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar tertentu yakni untuk mengetahui apakah terdapat selisih apa tidak. Arikunto terdapat dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada progam secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

B.     Kritik dan Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa dan mahasiswi berfikir aktif dan kreatif.
Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin memetahui lebih jauh, maka penulis menyarankan agar lebih banyak membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dasar-dasar manajemen.




DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Rois. Helmi Muhammad. 2016. Pengantar Manajemen. Malang: Empat Dua.
Badrudin. 2015. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Patton, michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Usman, Husaini. 2013. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.


[1]Badrudin, dasar-dasar manajemen, (Bandung: alfabeta), 2015, hal. 250
[2]Badrudin, dasar-dasar manajemen, (Bandung: alfabeta), 2015, hal. 252
[3]Badrudin, dasar-dasar manajemen, (Bandung: alfabeta), 2015, hal.
[4]Badrudin, dasar-dasar manajemen, (Bandung: alfabeta), 2015, hal.
[5]Badrudin, dasar-dasar manajemen, (Bandung: alfabeta), 2015, hal.
[6]Badrudin, dasar-dasar manajemen, (Bandung: alfabeta), 2015, hal.

No comments:

Post a Comment

Contoh Analisis SWOT dalam Warung Makan Sederhana

  Sejarah Warung Makan Mbak Tik ( Misfikhotul Murdayanti ) Nama pemilik usaha warung makan ini yaitu lebih kerabnya dipanggil dengan pangg...